Friday, August 28, 2015

Separation

Telah sampai kami pada hari, yang kami tunggu.
Kami tunggu, kami hitung mundur, berulang, dan berkali-kali.
Sungguh begitu cepat duhai kau, sang waktu;
meninggalkan raut khawatir di parasnya, mimik cemas penuh tanya, dan gundah di hatinya serta yang menaruh cinta padanya.

Tiba waktu kami berpisah, lagi, untuk waktu yang cukup lama. Lagi.
Entah kami akan dipertemukan lagi atau tidak, sungguh Wahai Tuhan, kumpulkanlah kami kembali. Pertemukan. Lagi.
Surga memang tujuan kami, namun sebelum itu Ya Tuhan kami, biarkan berkumpul diri kami, yang satu sama lain saling mencintai, di bumi yang Kau miliki.

Satu lagi, Tuhan.
Jagalah diri mereka dalam perjalanan.
Jagalah diri kami yang menunggu penuh harap di persimpangan.
Untuk kami, kembali dipersatukan.

Aamiin.

Tuesday, August 25, 2015

08-25

Katanya, mata mencerminkan segalanya.
Katanya, hati seseorang bisa dilihat di pantul matanya.
Katanya.

Lalu, apa yang terbaca dari mataku kini?
Mata dengan warnanya yang merah; dengan pantul lampu di permukaannya, satu, dua, tiga, entah, Banyak pantulan cahaya nampak bak genangan air di aspal-aspal berlubang kala hujan.
Lalu, masih sulitkah dibaca duhai, mataku kini?
Atau memang engkau yang enggan memahami?

Bukan hanya kau, yang tak paham, bahkan pun aku tak mengerti.
Amarah, kah?
Tangis, kah?
Sedih? Duka, kah?

Duhai engkau yang kuberi ruang di hati,
gadis kecil di hadapanmu ini tak sanggup menunggu mati,
matanya kini, hatinya kini, ingin kau pahami, ingin kau mengerti.

Tuesday, August 18, 2015