“It's beauty that captures your attention; personality which captures your heart.”
Thursday, December 15, 2016
When someone loves you - really loves you - treat them gently
text your best friend back when you can.
tell your mother you noticed her haircut and that she was right about that recipe.
tell your grandfather that the boats in his bottles are the best things you’ve ever seen.
Be good to the people who are good to you.
it’s the least you can do.
Friday, December 9, 2016
Thursday, December 8, 2016
No Word
I could talk all day long about the news,
giving you the current affairs with my views
I could talk all night long about a song,
giving you the pointers on where you're going wrong.
I could talk all year long about the net,
sending you the links I think you haven't seen yet.
I'd like to tell you things that I think you never heard, but there are no words
I could talk all day long about dreams,
sewing up your heart so you never see a seam.
I could talk all day about politics,
All of the corruption, clean hands, dirty tricks
But what can I say
about something that blows me away
without it sounding like another cliché?
From what I've seen and I've heard,
when it comes to you, baby, there are no words.
There ain't a word in this world that describes you.
Tuesday, November 29, 2016
Nightingale
Baby I'm a little blind
I think it's time for you to find me.
Can you be my nightingale?
Friday, November 25, 2016
Air Mata
Aku benci melihat air mata, kecuali kebahagiaan di baliknya.
Aku benci melihat air mata, apalagi sampai mengalir di pipi orang lain.
Kata orang, air mata bukan memperlihatkan kelemahan, tapi kekuatan.
Itu kata orang.
Buatku justru: Air mata adalah kelemahan.
Kelemahan buatku.
Kelemahan karena tak sanggup aku membendungnya. Kelemahan karena tak sanggup aku menyekanya. Kelemahan, karena aku bahkan tak sanggup mencegahnya.
Maka inginku:
Seberapa mahal air mata, akan kubeli.
Friday, November 18, 2016
11/18
When even friends seem out to harm you
But if you could heal a broken heart
Wouldn't time be out to charm you
Thursday, November 10, 2016
Head, Heart, Hands, Feet.
my head is full of things that I should've done
my heart is heavy, and it sinks like a stone
my hands are scarred by things I shouldn't have done
my feet are weary from all the miles that I've run
Saturday, October 29, 2016
Tuesday, October 25, 2016
In Silence.
in silence I find no rejection, in silence no one owns you, but me.
Saturday, October 1, 2016
Aku Sadar, Sekarang.
Bahwa aku tak lagi kau tunggu. Dan kau. Kau tak lagi kutunggu.
Aku sadar, sekarang.
Bahwa bukan lagi aku, yang terpenting.
Dan lagi, kau.
Tak lagi buatku bergeming.
Dan kau kini adalah alasanku, kaki-kaki ini, pergi jauh. Menjauh.
Aku sadar, sekarang.
Tuesday, August 2, 2016
8/2 10.59 PM
This is not gonna work, you're just wasting your (un)worthy time.
This will not work.
It won't, until you try to kill yourself.
You better give up.
So here I am. Giving up.
This is what I've done best. So far.
Given up.
Sunday, July 17, 2016
7/17 11.10 PM
Yang tak dimiliki setiap orang. Yang tak setiap orang mampu mendapatkannya.
Terlebih, agar kamu dimudahkan dalam langkah. Agar diberkahi, agar diberi hadiah terbaik atas usahamu yang 'terbaik'.
Friday, July 1, 2016
Siapku, Tunggu.
Lembar yang baru, di hadapanku.
Aku siap untuk menuliskan jutaan alfabet, ribuan rekata, ratusan alinea baru. Namun setelah kucoba, tak semudah itu.
Tanganku sedikit sakit, kaku.
Tanganku tak lagi sama seperti dulu, waktu kamu siap membantu.
Setidaknya sakitku tak selamanya dan akan sembuh.
Ternyata meski kau siap, mungkin hanya perasaanmu.
Nyatanya kau masih butuh ditopang, kau butuh bahu.
Tunggu hingga sembuh. Tunggu.
Thursday, June 23, 2016
Kamu, Malam Ini
Teruntuk kamu, yang tak tenang malam ini.
Teruntuk dirimu, yang kini tengah berpesan pada dirimu sendiri. Malam ini.
Bacalah surat yang kau buat untuk dirimu. Malam ini. Bacalah di tiap-tiap malam kau merasakan hal yang sama. Saat jantungmu benar tak bisa kau kendalikan.
Saat kau tak yakin akan dirimu. Saat kau tak percaya pada kerja kerasmu.
Mungkin tak sebegitu keras, namun sekeras kau bisa.
Meski tak sekeras itu.
Teruntuk dirimu malam ini.
Kamu memang tak punya daya. Tak sanggup berupaya, Jika tanpa-Nya.
Maka bersyukurlah, karena setidaknya kamu telah mampu melakukannya, sesuatu, yaitu upaya.
Kamu telah melewatkan beberapa malam, meski tak sebanyak itu, telah melewatkan waktu, meski hanya segitu. Untuk? Untuk berjuang.
Bersyukurlah, karena setidaknya kau berjuang.
Berbahagialah, karena kau tak hanya berjuang untuk dirimu.
Kau berjuang untuk Rabb-Mu.
Kau berjuang untuk mereka yang suatu saat akan diberi cobaan, atau teguran oleh Tuhan-Mu.
Dan kau? Kau membantu tugas-Nya.
Berjuang.
Untuk kedua orang tercinta. Yang tak memilihmu, namun memberikan segalanya untukmu. Segalanya, yang kau minta bahkan tidak.
Balasannya adalah pahala.
Yang tak hanya untukmu, untuk kedua orang tuamu.
Maka sekali lagi, kamu.
Benar.
Kamu.
Sekali lagi kuperingatkan bahwa ini bukanlah apa-apa. Bukan apa-apa jika dibanding penderitaan mereka calon makhluk-makhluk yang akan kau ringankan bebannya, atas izin Allah.
Maka tetaplah berjuang.
Kau benar merasa tak sanggup?
Kamu kurang berdoa, Nak. Memang kamu punya apa? Kamu bisa apa jika tak mengharap dari Yang Maha Memiliki?
Serahkan segalanya, karena kamu telah melakukan jatahmu, dari-Nya.
Cukup di sini, ya, kamu.
Masih ada sisa waktu untukku berjuang, kan kugunakan, untukmu.
Teruntuk kamu,
berpenganglah, berjuanglah, dan ingat..... semampumu....
Hujan Barusan
Dia tak langsung menyentuhku
namun dinginnya terasa nyata
Dia tak langsung jatuh padaku
namun perih datang tetiba
Dia tak langsung membasahiku
namun sejuknya terasa di dada
Thursday, June 16, 2016
6/16 4.32 PM
Namun bukankah seharusnya kau harus membaca sebelum menulis?
Maka,
bacalah.
Lagi.
Seperti itulah seharusnya,
mendengarkan sebelum berbicara.
Sebelum kau tulis rekata dari setiap gurat senyum mata
milikku itu, cobalah baca. Bacalah mataku. Engkau-kah alasanku?
Tuesday, June 14, 2016
Binar Matamu.
Jutaan kali usahaku cegah mataku, mencari matamu.
Seakan magnet, matamu adalah kutub yang selalu kutuju.
Lalu mata itu, indah membuat milikku membeku.
Cokelat pekat.
Tempat berteduh, tempat mengaduh.
Jernih bak genangan, berpendar
Hingga kenangan tak sanggup memudar
Matamu, berbinar.
Pasang mata itu....
Terasa aman, dan buatku nyaman.
Sunday, June 12, 2016
Lelaki itu dan Kalutnya
Jangan berubah, tolong-lah.
Terpikir satu-dua kali kata itu, setiap kali kutemukan namamu.
Memang akhirnya aku menemukan tambatan. Memang akhirnya setelah lama mengayuh, ku berlabuh. Tapi ini bukan apa-apa jika kau tak hadir. Dan sungguh datangku padamu bukan sekadar mampir.
Jangan berubah hingga akhir.
Kau tak lagi sama, Putri.
Panggilan akrabku padamu. Biarkanlah kita tetap akrab.
Lalu harus bagaimana, aku?
Memang ini salahku. Tak bercerita meski punya waktu. Namun sungguh, jangan pergi. Tetaplah di sana. Jangan pergi, jangan berganti.
Waktu yang tak lama, cerita yang bahkan tak seorangpun tahu, kisah yang memang hanya padamu kucurahkan; demi mereka, tinggal-lah di sini.
Kau,
Apapun yang kau pilih, kan kuhargai.
Tolong lihat ke arahku beberapa lama, jika memang kau harus pergi.
-----------------------------------------------------
Meski telah terucap dari bibir sang lelaki itu, meski terdengar jelas di telinga sang gadis, langkah gadis tetap terdengar sama. Lirih, dengan ketukan berirama.
Jika memang mau, si Lelaki mampu menangkapnya dan mengembalikan di hadapannya. Namun begitulah mereka.
Mereka selalu meninggalkan, saat saling menemukan.
Sunday, May 22, 2016
Di Pelukmu.
"Bersandarlah, Nak."
Aku rindu.
Ya, meski tak terlalu jelas dalam ingatan, namun kuingin terlintas kudengarkan.
Di sana, jika lelah. Aku ingin menyandarkan kepalaku yang penuh, bahuku yang telah runtuh.
Sungguh.
"Bersandarlah, jika lelah."
Yang kudamba.
Bacalah wajah ini. Analisalah suara ini. Periksalah mata ini.
Sungguh.
Lelahku yang jelas, akan tidur dengan pulas.
Di sana, di bahu bidang-mu.
Di sana, di peluk hangat-mu.
Thursday, May 19, 2016
Mata itu.
aku menuliskan rentetan kata ini
Karena tak ada kata yang cukup
indah menggambarkan diri
Dirimu
aku memilih dari ribuan kata
Karena tak ada yang cukup
romantis menggambarkan
perasaanku
Kekaguman
atas dirimu
Sunday, April 17, 2016
This is Love
This is why we do it
This is worth the pain
This is why we fall down
And get back up again
This is where the heart lies
This is from above
Love is this, this is love
Saturday, April 16, 2016
Ada, di Luar Sana
Percayalah.
Ada yang dadanya terasa berat dan kau tak
pernah tahu, saat kau tak tertangkap
matanya beberapa waktu.
Ada yang mengembangkan sesimpul
lengkung di bibirnya, di balik punggungmu,
malu-malu.
Ada mata yang berbinar sempurna dalam
tunduk sipu, tiap kau sebut sebuah nama,
miliknya.
Ada yang mengharap pertemuan kedua,
setelah matamu mendarat di matanya, tanpa
aba-aba.
Ada yang tak pernah berhenti mencatat.
Sebab, setiap kalimatmu adalah peta. Ia tak
mau tersesat.
Ada yang tak pernah melepas telinganya dari
pintu. Menunggu sebuah ketukan darimu.
Ada yang memilih terduduk saat jarakmu
berdiri dengannya hanya beberapa kepal.
Lututnya melemas, tiba-tiba.
Ada yang pernah merasa begitu utuh, setelah
kaki-kaki menjejak jauh darinya. Sekarang,
runtuh.
Ada yang diam-diam ingin disapa olehmu.
Percayalah.
Friday, April 15, 2016
4/15 12.27
This unidentified day with this unidentified feeling.
Tired but energetic.
I do have enough energy to break all of things here.
But no.
Cause there will be no difference.
And I'm eventually sitting here and just thinking.
About life.
About you.
Sunday, April 10, 2016
Gadis dan Dirinya
Ha.
Kamu kupilih, lebih kupilih untuk akhirnya membuka diri pada yang lain.
Selamat, dearest Blogger.
Terima kasih tugas-bertenggat-malam-ini-yang-akhirnya-selesai-juga! Akhirnya aku di sini.
Lama tak melanjutkan kisah si gadis dan lelakinya. Mereka, akhirnya menjauh.
Menjadi jauh.
Begitulah kini, kesehariannya, dan hanya ia yang tahu.
Dan saat mata si gadis berhasil menguncinya, ia mengembangkan sesimpul lengkung di bibirnya, di balik punggung sang lelaki itu, malu-malu.
Thursday, April 7, 2016
4/7/2016
Seandainya mampu, ku kan cegah sedihmu
bukan untuk selamanya,
segala sedih sejak kau mampu ingat, bukan,
setidaknya untuk saat aku mengenalmu.
Karena sejujurnya
melihatmu murung, seperti hatiku terkurung.
Tak bebas.
Tawaku tak mampu lepas.
Tak masalah bagiku
jika jatahku adalah untuk tak tahu
muasal atas pundungmu.
Tak penting,
karena inginku adalah 'tuk dengar tawamu berdenging
di kupingku yang tanpa anting.
Saturday, March 12, 2016
Thursday, February 18, 2016
Saturday, February 6, 2016
Wednesday, January 13, 2016
1/13
Hari-hari masih sama
dengan prognosis yang sama pula.
Sudahlah,
waktunya menyerah
karena segala usahamu takkan berbuah.
Dan satu,
cukuplah kau simpan untuk dirimu
dan hanya kau yang tahu,
sebab mereka mungkin takkan mengerti keinginanmu.
Mungkin ini
yang disebut pendewasaan, seharusnya begini.