Choosing the person that you want to share your life with... is one of the most important decisions that any of us makes. Ever. Because when it's wrong, it turns your life to grey. And sometimes... sometimes you don't even notice until you wake up one morning and realize years have gone by.
We both know about that one.
Your friendship has brought glorious technicolor to my life. It's been there even in the darkest of times and I am the luckiest person alive for that gift. I hope didn't take it for granted. I think maybe did. Because sometimes you don't see that the best thing that ever happened to you is sitting there, right under your nose. And that's fine too. It really is. Because I've realized that no matter where you are, or what you're doing, or who you're with... I will always, honestly, truly, completely, love you.
“It's beauty that captures your attention; personality which captures your heart.”
Saturday, February 17, 2018
Tuesday, February 6, 2018
Saturday, February 3, 2018
Sesal
Aku punya banyak waktu.
Aku terlalu malas, terlalu bodoh
terlalu takut untuk melangkah mendekat. Aku tak membaca tanda, aksara, bahwa sebenarnya kau di ujung sana menunggu untuk mendekap.
Kau siap namun aku tak datang.
Satu per satu tembokmu kau runtuhkan dan aku mampu melihatnya sekarang, apa-apa yang sebenarnya ada padamu. Cantiknya pikirmu, rona senyummu, indah dan dalamnya lesung di pipimu, dan tingginya pekik tawamu.
Lalu aku terbangun, tersadar ....aku jatuh cinta.
Sahabat yang setia, penyesalan, datang.
Dia datang dan menyapa.
Aku tak punya banyak waktu mendekat, sekarang. Aku tak lagi ditunggu, kini.
Pikirku yang belum sadar akan sesal yang mungkin ada.
Berkali-kali aku mengeluh karena waktuku panjang untuk dibuang.
Kemudian waktu itu tiba, saat mataku bertemu matamu, senyummu tertangkap mataku, dan tawamu terperangkap di kepalaku.
Waktu di ujung pertemuan, waktu yang siap menyambut perpisahan.
Aku terlalu malas, terlalu bodoh
terlalu takut untuk melangkah mendekat. Aku tak membaca tanda, aksara, bahwa sebenarnya kau di ujung sana menunggu untuk mendekap.
Kau siap namun aku tak datang.
Satu per satu tembokmu kau runtuhkan dan aku mampu melihatnya sekarang, apa-apa yang sebenarnya ada padamu. Cantiknya pikirmu, rona senyummu, indah dan dalamnya lesung di pipimu, dan tingginya pekik tawamu.
Lalu aku terbangun, tersadar ....aku jatuh cinta.
Sahabat yang setia, penyesalan, datang.
Dia datang dan menyapa.
Aku tak punya banyak waktu mendekat, sekarang. Aku tak lagi ditunggu, kini.
Subscribe to:
Posts (Atom)