Tentang bagaimana perasaanku hari ini, kemarin, kemarin lusa, kemarinnya kemarin lusa, kemarin lusanya kemarin, atau apa?
Hai, aku baik-baik saja--maksudku, sempat baik-baik.
For the very first time, biarkan sejenak aku menenangkan pikiran, yah, walaupun aku tahu setelah ini pasti ada saatnya untuk menjadi kalut.
Aku ingin bertanya .....how are you when you've got what you were longing for, then all you can do is just to throw those things away and....move to another place? a foreign place? somewhere you don't even know what kind of activity to do and you just can sit there, wait for your mommy comes and hugs you....
English Grammar-ku payah, ya? Ha-ha-ha. Bagaimana mungkin seseorang akan membawaku pergi ke belahan dunia lain yang jelas-jelas tidak mengenal apalagi menggunakan bahasa Indonesia ....juga logat dan tata bahasa Inggrisku yang payah ini?
---------------------------------------
Awalnya, kau ingin pergi. Jauh dari mereka. Jauh dari masalah-masalah yang selama ini mengancam, mengincar kesehatan jiwa dan mentalmu. Kemudian kau bersabar, kau menunggu hingga semuanya terasa baik. Aku tahu pekerjaanmu sehari-harinya; kau hanya duduk di sana, di penjuru ruangan dimana kamu ingin selalu bersama dengan 'penghuni'-nya, selamanya. Atau mungkin kau hanya menunggu di luar ruang--tepatnya di ambang pintu ruangan, menunggu mereka menyapamu, menegur dengan ramah, atau semacamnya.
Ya, kau hanya diam dan bersabar. Mencoba tegar dengan senyap.
Lambat laun, sedikit demi sedikit kesabaranmu terbayar. Kau berhasil bergabung dengan mereka, kau berhasil menyesuaikan diri, dan selamat....kamu diterima.
Namun semua sirna saat salah satu bagian dari dirimu tak sanggup lagi menopang masalah-silam-mu. Organ itu tak lagi mampu bekerja sempurna ....nyaris mati.
Sesuatu yang entah-darimana-asal-nya, sesuatu yang kau tidak ketahui datang, dan detik demi detik menggorogoti organmu, seakan iri atas apa yang telah berhasil kau lalui; seperti Negara Api yang tak menginginkan negeri lain maju, mendapat apa yang seharusnya mereka dapat, dan kau ingin memberontak.
Coba pikir, apa seseorang bisa hidup sempurna tanpa anggota tubuhnya yang tak bisa berfungsi dengan baik, apa bisa? Apakah sanggup? Bahkan anak yang hidupnya dikaruniai organ yang lengkap dan sehat masih ada kekurangan, dan tidak dapat hidup sempurna. Nyaris tak satupun manusia diciptakan sempurna.
Ya mau bagaimana lagi? Aku memang ditakdirkan begini, tapi, tunggu ....ini takdir atau nasib? Bukankah kalau ini adalah nasib, aku bisa mengubahnya, maksudku, berusaha dari awal. Aku akan mengupayakan hidupku sempurna, tidak akan ada lagi makanan tidak sehat, tidak akan ada lagi jadwal tidur malam--tapi itu kalau aku memang sakit karena gaya hidup kurang sehat, tapi bagaimana kalau memang organku tidak dapat berfungsi dengan baik sejak Ia menciptakanku?
Intinya, aku tak siap. Mungkin dengan ketidaksiapanku ini membuatku berpikir bahwa aku takkan sanggup. Ya ...tak akan sanggup pergi darinya, pergi dari ia yang selama ini aku perjuangkan. Perjuangkan? Hahaha. Very Funny. Mungkin bukan juga kuperjuangkan, entahlah kau menyebutnya apa.
Eropa dan Asia. Mendengarnya saja sudah berat, maksudku, berat 'for imagining how is my live would be there', apalagi tanpa kalian, dengar? Tanpamu.....
---------------------------------------
Kalian harus tahu bagaimana aku dulu, saat aku benar-benar ada di bawah .....di bawah kalian. Bertahan dan berusaha. Dan kini, aku harus pergi. Mungkin. Karena perbandingan kesempatanku untuk tinggal dan untuk pergi tak kurang dari 50:50.
Maafkan jika aku, ragaku, usahaku, dan segalanya mengganggumu. Maafkan. Doakan aku pula.
With love,
Yours
ron? hey, i -almost- understand this post, except the last par. i think so -about the understanding thing-, so... mind to tell me? or not?
ReplyDeleteSebenarnya Rona juga nggak paham. Hahaha.
ReplyDeleteDoesn't matter. Remind me to tell you at school, yah, terima kasih juga sudah membaca :)