Saturday, August 17, 2019

Cermin.

Tak ada yang berubah meski kenangan sudah berhasil kau kemas dan luka tak lagi membuatmu cemas; sebab kepergian selalu terasa nyata dan kesepian selalu mencari teman. Di depan cermin ada sejarah yang mengulang-ulang dirinya, memanggilmu dari kejauhan.
Aku bersembunyi di sudut lain membiarkanmu menatap wajah yang selama ini bertarung dengan ragu: benarkah sejauh ini pernah ada kita di situ?

Tak ada yang terganti meski ingatan tergulung rapi dan kau sudah menyediakan ruang yang lain lagi; sebab raung yang kau peram selalu memantulkan diri setiap kali kau mulai meraba pipi: di depan cermin kau membayangkan tanganku mengusap lagi wajahmu, menyentuh kembali kenangan itu. Ada yang mengalir di pipimu tapi bukan air mata, seperti ingatan yang mencair dan mencari rumah. Rindu yang pergi dan pulang ingin sekali rebah.

Tak ada rumah yang kau ingat di balik cermin itu, sebab tak pernah ada kau dan aku.

Wednesday, May 22, 2019

Langkah.

Kursi-kursi merah yang kupikir sebelumnya takkan meninggalkan kesan, kini jadi ujud lain yang kuingat di ruangan itu selain aku dan kamu.

Aku ingat beberapa langkah dari ujung serong kanan yang kau ambil untuk mencapaiku; langkah-langkah lebar milikmu yang tak kusangka mengarahku.
Langkah yang kau ambil 'tuk menanyakan sesuatu yang akhirnya merubah ceritaku, sama sekali.

Kamu,
yang namanya asing sebelumnya, meski kau pejabat satu badan organisasi ternama.
Pernah bercengkrama tanpa tahu nama. Yang tanpa orang lain, kita tak mungkin bersama.

Terima kasih karena telah mengambil langkah itu.

Sedikit kusesali, tapi tak mengapa, jika tidak aku tak akan pernah mengerti orang-orang yang bahagia meski terjatuh.
Paling tidak, hatinya tak lagi membatu.

Terima kasih Tuhan, jika tidak, hatinya tak mungkin tergerak.

Friday, April 12, 2019

2019

Tahun ini aku didewasakan, masyaa Allaah.

Tahun ini belum lama berjalan tapi banyak sekali yang menjadi pembelajaran. Untukku, untuk kami.
Bukan hanya aku yang didewasakan, kami, keluarga kami.

Qadarallah, semua karena kehendak-Nya, orang tua kami mendapat musibah ...atau cobaan? Atau ujian? Semoga bukan azab.
Kami yang kurang amal ibadahnya ini, kami yang masih kurang dekat dengan Allah ini, didekatkan pada-Nya.
Kami jadi lebih berbakti pada orang tua kami; aku ke orang tuaku, orang tuaku ke orang tua mereka, aku ke orang tua mereka.

Subhanallah.

Tahun ini baru saja mulai tapi begitu banyak nikmat yang kami dapat. Aku bisa menyelesaikan pendidikan -meski belum sepenuhnya- dengan alhamdulillah dimudahkan dan dilancarkan atas kuasa Allah. Ibu, seorang dosen, empat penelitiannya alhamdulillah lolos dan terpilih mendapat dana hibah. Keluarga kami, alhamdulillah masih Allah dekatkan dan insya Allah, Allah berkah dan rahmati dengan begitu banyak nikmat

...dan pembelajaran.

==============================

Bulan ini aku dan adikku yang paling kecil diuji, secara akademik--tentunya nonakademik mengikuti. Kami diuji bagaimana kami bisa memanfaatkan waktu, diuji termasuk bagaimana mengatur emosi dan nafsu.

Kami berusaha, cukup kuat, semampu kami. Atas izin Allah.

Atas izin Allah, semua milik Allah.

Waktu ini milik Allah. Ilmu ini milik Allah. Semua milik Allah.

Iya, semua milik Allah.

Hingga jika saatnya tiba, milik Allah ini harus diambil, milik Allah ini harus dikembalikan--entah seketika, sekaligus, atau sedikit demi sedikit. Terserah Allah.
Semua milik Allah.

Kita milik Allah. Setiap kita milik Allah.
Maka pergunakanlah dengan baik. Begitu kataku tiap waktu. Sayangnya, sebagai manusia yang lalai, aku lupa, atau sengaja melupakan.

Aku tak sadar waktu. Aku tak memanfaatkan apa yang Allah beri ...bukan beri, titipkan, kepadaku. Nikmat ini kusalah gunakan. Sampai akhirnya aku diperingatkan.
Allah ambil kembali.

Subhanallah.

Terima kasih, ya Allah. Begitu indahnya.
Sedikit, agar aku ingat, agar aku awas.

Tapi sungguh, biarkan aku berjalan sedikit lebih jauh, dengan Engkau tuntun.
Agar aku tak begitu kecewakan makhluk-Mu yang lain, yang tanpa pamrih kecuali karena Engkau, berjuang dan berkorban di jalan-Mu membesarkanku, merawatku. Kabulkan doa-doanya, Yaa Allah, permintaannya, cita-citanya.

Biarkan aku sedikit lagi berjalan,
sedikit lagi belajar.
Dan sekali lagi, terima kasih, Yaa Tuhan,
atas segala pembelajaran.