Tuesday, August 25, 2015

08-25

Katanya, mata mencerminkan segalanya.
Katanya, hati seseorang bisa dilihat di pantul matanya.
Katanya.

Lalu, apa yang terbaca dari mataku kini?
Mata dengan warnanya yang merah; dengan pantul lampu di permukaannya, satu, dua, tiga, entah, Banyak pantulan cahaya nampak bak genangan air di aspal-aspal berlubang kala hujan.
Lalu, masih sulitkah dibaca duhai, mataku kini?
Atau memang engkau yang enggan memahami?

Bukan hanya kau, yang tak paham, bahkan pun aku tak mengerti.
Amarah, kah?
Tangis, kah?
Sedih? Duka, kah?

Duhai engkau yang kuberi ruang di hati,
gadis kecil di hadapanmu ini tak sanggup menunggu mati,
matanya kini, hatinya kini, ingin kau pahami, ingin kau mengerti.

No comments:

Post a Comment