Thursday, April 7, 2016

4/7/2016

Seandainya mampu, ku kan cegah sedihmu
bukan untuk selamanya,
segala sedih sejak kau mampu ingat, bukan,
setidaknya untuk saat aku mengenalmu.
Karena sejujurnya
melihatmu murung, seperti hatiku terkurung.
Tak bebas.
Tawaku tak mampu lepas.

Tak masalah bagiku
jika jatahku adalah untuk tak tahu
muasal atas pundungmu.
Tak penting,
karena inginku adalah 'tuk dengar tawamu berdenging
di kupingku yang tanpa anting.

No comments:

Post a Comment